Dia masuk kembali kedalam rumah, sejenak kemudian keluar lagi dia sudah memakai jas dan topi hujan, dibelakangnya diikuti seorang pria, dengan gembira menyapa saya. Saya duduk dengan nyaman didalam mobil, saya berpikir sungguh kasihan pria dan gadis kecil itu dibawah hujan deras dan angin kencang mengganti ban mobil, tetapi tidak apa-apa saya akan memberi mereka uang.
Hujan mulai reda, saya menurunkan kaca mobil memperhatikan mereka, gerakan mereka kelihatannya sangat lamban, saya mulai tidak sabar, dibelakang mobil kedengaran perkakas mobil dan suara gadis kecil :”Kakek, apakah ini dongkraknya?” saya mendengar pria itu berguman menjawab.
Akhirnya pekerjaan selesai, mereka berdiri didepan jendela mobil saya, pria tua ini kelihatan capek, dibawah jas hujan yang besar, badannya kelihatan lemah, gadis kecil ini kira-kira berumur antara 8 sampai 10 tahun. Ketika pria ini memandang ke arah saya, wajahnya yang periang dan senyumannya yang ramah menyapa saya :” Dalam cuaca buruk seperti sekarang, mobil yang rusak sangat berbahaya, tetapi sekarang sudah beres.” “Terima kasih.” Saya menjawab :”Berapa ya saya harus membayar ongkosnya?”
Dia menggelengkan kepadanya :”Tidak perlu, Daisy berkata kepada saya, kamu cacat, saya sangat senang membantu anda, saya tahu jika hal ini terjadi pada saya, saya rasa kamu juga akan senang hati membantu saya bukankan begitu teman!”
Saya mengambil satu lembar uang 5 dollar :”Tidak! Tidak!, kamu pantas mendapat ongkos ini.”
Dia tidak bermaksud mengambil uang saya, gadis kecil ini mendekati jendela mobil, dengan suara berbisik berkata kepada saya :”Kakek tidak bisa melihat.”
Beberapa detik kemudian, saya merasa terkejut dan malu, selama ini saya belum pernah mempunyai perasaan yang demikian, seorang kakek buta dan seorang gadis kecil, didalam kegelapan malam dengan tangannya yang dingin meraba mencari perkakas mobil, matanya yang buta tidak bisa melihat dan hujan deras membantu saya mengganti ban mobil, sedangkan saya dengan nyaman duduk didalam mobil.
Sebenarnya siapa yang cacat?etika mereka mengucapkan selamat malam dan meninggalkan saya, saya tidak ingat lagi berapa lama saya duduk terpaku disana, waktu berlalu terus membuat saya dapat mencari kenapa saya merasa sangat malu dan tidak nyaman, selama ini saya hanya memikirkan diri saya sendiri, mencari simpati orang lain merasa diri perlu dikasihani, sangat egois, sedangkan terhadap orang lain dingin, tidak peduli kepada orang lain, saya duduk disana berdoa, meminta kekuatan dari Tuhan sehingga saya bisa lebih mengetahui kekurangan diri sendiri, meminta kepercayaan diri sehingga saya dapat menghadapi semua rintangan dan mendoakan kakek buta dan gadis kecil ini semoga berbahagia selalu.
0 komentar:
Posting Komentar